Rujak Juhi Betawi: Cita Rasa Asli Jakarta

Pendahuluan

Jakarta sebagai kota metropolitan menyimpan berbagai kuliner khas Betawi yang unik. Salah satunya adalah rujak juhi, hidangan tradisional yang memadukan sayuran segar dengan potongan cumi kering (juhi) dan siraman saus kacang yang khas. Di tengah gempuran makanan modern, rujak juhi tetap bertahan sebagai ikon kuliner yang jarang ditemui di daerah lain.

Isi

Asal Usul Rujak Juhi
Rujak juhi diyakini merupakan hasil akulturasi budaya Betawi dengan kuliner Tionghoa. Juhi adalah sebutan untuk cumi kering yang dipanggang atau disangrai lalu diiris tipis. Makanan ini sudah dikenal di Batavia sejak masa kolonial dan menjadi jajanan populer di kawasan-kawasan Betawi.

Ciri Khas dan Komposisi
Rujak juhi biasanya terdiri dari irisan kol segar, kentang rebus, taoge, dan mentimun yang disiram saus kacang kental bercampur perasan jeruk nipis. Di atasnya ditaburi juhi yang sudah dipanggang hingga harum, lalu dilengkapi kerupuk mie kuning. Perpaduan rasa gurih, manis, pedas, dan sedikit asam menjadikan rujak juhi sangat segar di lidah.

Tempat-Tempat Populer di Jakarta
Beberapa penjual rujak juhi legendaris bisa ditemukan di kawasan Cikini, Pasar Baru, dan Glodok. Mereka rata-rata sudah berjualan puluhan tahun dan mempertahankan resep turun-temurun. Meski porsinya sederhana, rasa autentik dan nostalgia membuat pengunjung rela datang jauh-jauh untuk mencicipinya.

Harga dan Suasana
Harga rujak juhi relatif terjangkau, mulai dari Rp15.000 hingga Rp30.000 per porsi. Penjualnya biasanya menggunakan gerobak sederhana di pinggir jalan atau kios kecil di pasar tradisional. Suasananya santai dan akrab, menambah daya tarik kuliner khas Betawi ini.

Penutup

Rujak juhi adalah bukti kekayaan kuliner Betawi yang memadukan kesegaran sayur dan kelezatan seafood kering dalam satu hidangan. Dengan cita rasa yang autentik dan sejarah panjang, rujak juhi layak disebut sebagai salah satu kuliner ikonik Jakarta yang harus dicoba.