Marcus Rashford Kembali ke Performa Terbaiknya

Kebangkitan Sang Bintang Old Trafford

Musim 2025 menjadi tahun kebangkitan bagi Marcus Rashford, penyerang andalan Manchester United yang sebelumnya mengalami masa sulit pada musim lalu.
Di bawah asuhan pelatih anyar Thomas Tuchel, Rashford kembali menemukan ketajamannya di depan gawang dan menunjukkan performa luar biasa yang mengingatkan publik pada masa-masa terbaiknya di 2021–2022.

Dengan catatan 14 gol dan 8 assist hingga pekan ke-23 Liga Inggris, Rashford kembali menjadi motor serangan utama Setan Merah dan simbol harapan bagi para pendukung Manchester United.


Perubahan Filosofi di Bawah Tuchel

Thomas Tuchel tampak memahami betul karakter Rashford.
Alih-alih memaksanya bermain sebagai penyerang tengah seperti sebelumnya, Tuchel mengembalikan Rashford ke posisi favoritnya — winger kiri bebas — yang memungkinkan ia memanfaatkan kecepatan dan kreativitasnya dalam menembus lini pertahanan lawan.

Formasi fleksibel 3-4-2-1 milik Tuchel memberi Rashford ruang luas untuk berduel satu lawan satu di sisi kiri dan memotong ke dalam menggunakan kaki kanan andalannya.
Taktik ini membuatnya tampil lebih percaya diri dan produktif, terutama saat melakukan kombinasi dengan Bruno Fernandes dan Rasmus Højlund di lini depan.


Statistik yang Menggila

Dalam sepuluh pertandingan terakhir, Rashford terlibat langsung dalam 11 gol, termasuk dua kali mencetak brace di laga besar melawan Chelsea dan Liverpool.
Menurut data Opta, Rashford kini memiliki rata-rata 3,8 tembakan per pertandingan, dengan akurasi tembakan mencapai 71% — statistik terbaiknya dalam empat musim terakhir.

Selain itu, kontribusi non-golnya juga meningkat. Ia sering membantu pressing tinggi MU di sisi kiri dan menjadi pemain pertama yang memulai serangan balik cepat.
Bahkan Tuchel menyebut Rashford sebagai “pemain paling berpengaruh dalam sistem pressing modern Manchester United”.


Mentalitas dan Kedewasaan Baru

Rashford kini tampil jauh lebih matang, baik di dalam maupun luar lapangan. Setelah sempat dikritik karena performa tidak konsisten, ia menunjukkan sikap profesional luar biasa dengan fokus penuh pada latihan dan fisik.
Pelatih kebugaran MU, Dr. Andy Weir, menyebut Rashford sebagai pemain paling disiplin dalam menjaga rutinitas pemulihan dan nutrisi.

Rashford sendiri mengakui perubahan besar itu:

“Saya belajar banyak dari masa sulit musim lalu. Kini saya bermain tanpa tekanan, menikmati setiap momen di lapangan, dan kembali merasa lapar akan gol.”

Mentalitas baru ini tak hanya membantu performanya sendiri, tapi juga menular ke seluruh skuad MU yang kini tampil lebih solid dan percaya diri.


Dukungan Penuh dari Fans

Atmosfer di Old Trafford berubah setiap kali Rashford berada di lapangan. Chant “Rashford’s on Fire” kembali bergema keras dari tribun Stretford End setiap kali sang bintang mencetak gol atau melakukan aksi individu memukau.
Para fans menyebut kebangkitannya sebagai “sinyal harapan” bahwa MU sedang memasuki era baru di bawah Tuchel.

Banyak pengamat menilai Rashford kini bukan hanya pemain kunci, tapi juga ikon kebangkitan Manchester United modern, seperti yang dulu dilakukan Cristiano Ronaldo pada generasinya.


Kesimpulan

Kembalinya Marcus Rashford ke performa terbaik adalah bukti bahwa kerja keras dan kepercayaan diri bisa mengubah segalanya.
Dengan dukungan penuh dari Tuchel dan semangat juang yang menyala, Rashford kini kembali menjadi simbol harapan Setan Merah.
Jika konsistensi ini terus berlanjut, bukan mustahil Rashford akan menutup musim 2025 sebagai salah satu pemain terbaik Liga Inggris — sekaligus membawa Manchester United kembali bersaing di papan atas.